PENGERTIAN CBIS
Setiap pimpinan suatu lembaga selalu menggunakan informasi
untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Kegunaan informasi relative sama dari waktu
ke waktu yaitu sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan mulai dari
keputusan individual sampai pada tingkatan keputusan seorang manajer professional
pada kalangan lembaga bisnis modern. Daya dukung informasi terhadap pengambilan
keputusan sangat berarti, sehingga cara-cara pengelolaan informasi mulai
diperhatikan oleh manusia sejalan dengan perkembangan peradabannya. Diperlukan teknologi
yang mumpuni untuk mengolah informasi. Inovasi yang sangat memungkinkan untuk
mengatasi hal tersebut adalah komputer.
Perkembangan program-program komputer yang sengaja dirancang
untuk memudahkan manajemen dalam mengelola informasi sangat pesat. Pada dunia
bisnis dikenal beberapa jenis aplikasi program computer untuk mendukung kinerja
suatu lembaga bisnis, seperti aplikasi yang berkaitan dengan penanganan
transaksi akuntansi, aplikasi yang berkaitan dengan bidang manajemen sumber
daya manusia, aplikasi yang berkaitan dengan bidang pengambilan keputusan,
aplikasi yang berkaitan dengan bidang informasi manajemen bahkan sampai pada
kantor maya (virtual office) dan sistem berbasis pengetahuan (knowledge based
system). Seluruh aplikasi program computer atau lebih dikenal dengan software
di bidang bisnis tersebut lebih dikenal dengan istilah sistem informasi
berbasis komputer atau CBIS.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem
informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Sistem
informasi yang disusun harus memenuhi prinsip:
1.
Cepat. Yaitu sistem informasi akuntansi harus
menyediakan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta dapat
memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai.
2.
Aman. Yaitu sistem informasi harus dapat
membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan.
3.
Murah. Yaitu berarti bahwa biaya untuk
menyelenggarakan sistem informasi akuntansi tersebut harus dapat ditekan
sehingga relatif tidak mahal.
Manfaat
sistem informasi akuntasi untuk organisasi:
1.
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat
waktu.
2.
Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya
produk dan jasa yang dihasilkan.
3.
Meningkatkan efisiensi.
4.
Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan.
5.
Meningkatkan sharing knowledge.
6.
Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
Tujuan
sistem informasi akuntansi:
1.
Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari.
2.
Mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3.
Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
pertanggungjawaban.
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Davis
(1999) mengatakan SIM dapat mendukung dalam pengambilan keputusan secara cepat
dan tepat. Rintisan untuk mengembangkan sistem informasi dibidang administrasi
akademik, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, penelitian, pengabdian pada
masyarakat, perpustakaan, kemahasiswaan dan alumni, serta administrasi surat
menyurat.
McLeod,JR
(1995) menyatakan bahwa secara prinsip sistem dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang
dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya. Sistem tertutup
adalah sistem yang tidak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya
melalui arus sumber daya. Sistem tertutup biasanya hanya ada dalam
laboratorium-laboratorium dengan pengontrolan dan pengendalian yang sangat
ketat.
Berdasarkan
ciri-ciri informasinya, terdapat perbedaan antara data dan informasi. Data adalah
sebagai bahan baku yang akan diolah menjadi suatu informasi yang berarti bagi
penerimanya. Sedangkan infromasi dapat digunakan da;am rangka mengambil
keputusan. Davis (1999) mengatakan tentang ciri-ciri informasi dalam lingkup
sistem informasi manajemen sebagai berikut:
1.
Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan
realita atau tidak.
2.
Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar
bagi penerimanya.
3.
Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan
tambahan baru pada informasi yang telah ada.
4.
Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi
atas informasi salah atau palsu.
5.
Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi
yang telah ada.
Siagian
(2001) mengatakan tentang delapan tahap penting dalam penanganan informasi,
yaitu:
1.
Penciptaan informasi.
2.
Pemiliharaan saluran informasi.
3.
Transmisi informasi.
4.
Penerimaan informasi.
5.
Penyimpanan informasi.
6.
Penelusuran informasi.
7.
Penggunaan informasi.
8.
Penilaian kritis dan umpan balik.
OTOMATISASI KANTOR
Kegiatan kantor yang mempunyai tingkat volume tinggi
memungkinkan otomatisasi, karena sifat pekerjaannya rutin, relatif selalu
terstruktur dan stabil dengan kegiatan kerja yang bervolume tinggi, memproses
klaim.
Manajemen harus membantu pegawai untuk belajar menggunakan
sistem otomatis dengan efektif, dan itu dapat dilakukan dengan:
1.
Pelatihan. Yaitu melatih para pegawai agar dapat
menggunakan alat otomatis tersebut dengan sangat efektif.
2.
Personalia. Manajemen harus menilai kembali
persyaratan personalia sebelum memperkirakan suatu sistem.
3.
Informasi dan dokumentasi. Yaitu mengembangkan
prosedur penggunaan dan panduan untuk memberikan kemampuan kepada pegawai dan
mengakses informasi tidak saja dalam pengoperasiannya, tetapi juga cara
penggunaannya secara efektif.
Untuk
meningkatkan produktivitas, suatu desain otomatis perkantoran harus
mempertimbangkan aspek-aspek pekerjaan manusia disamping aspek-aspek teknis. Agar
tidak menimbulkan produktivitas yang rendah, seperti:
1.
Penurunan keterampilan kerja.
2.
Siplifikasi tugas.
3.
Keteraturan yang lebih tinggi.
4.
Pengendalian dan pengawasan yang lebih tinggi.
5.
Ketidaknyamanan dan risiko kesehatan akibat VDT.
Sumber:
Saliman.
(2007). Sistem informasi berbasis computer (CBIS). Jurnal, 7(1), 45-58
Daud
R. dan Windana V.M. (2014). Pengembangan sistem informasi akuntansi penjualan
dan penerimaan kas berbasis computer pada perusahaan kecil (studi kasus pada
PT. trush technology). Jurnal, 12(1), 17-28
Prasojo, L.D. dan Prasetyo, E.B. (2005). Sistem informasi
manajemen dalam pembelajaran. Majalah ilmiah pembelajaran nomer 2, 1, 159-170
Harimurti, F. (2009). Kaitan sistem otomatisasi kantor
dengan produktivitas kerja. Jurnal akuntansi dan sistem teknologi informasi,
7(1), 79-84