Jumat, 30 Desember 2016

Fenomena-Fenomena yang Berkaitan dengan Psikologi dan Internet

11. Fenomena-Fenomena yang Berkaitan dengan Psikologi dan Internet
a. Plagiat dalam internet 
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Singkat kata, plagiat adalah pencurian karangan milik orang lain. Dapat juga diartikan sebagai pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain yang kemudian dijadikan seolah-olah miliknya sendiri. Setiap karangan yang asli dianggap sebagai hak milik si pengarang dan tidak boleh dicetak ulang tanpa izin yang mempunyai hak atau penerbit karangan tersebut. Sesudah 2 × 24 jam berita surat kabar tersiar, maka seseorang dapat mengambil alih dengan syarat harus menyebutkan sumbernya.
Dalam era modern yang serba mudah ini tentu mempermudah orang lain untuk mendapatkan informasi tentang kita. Termasuk karya kita. Seperti contoh adalah ketika seorang mahasiswi  diberikan tugas oleh dosennya untuk membuat makalah. Karena mahasiswi itu ingin cepat selesai dan mudah, ia menyari di internet dan mengumpulkan kepada dosen tanpa mencantumkan sumber. Itu termasuk plagiat. Kecuali jika ia menuliskan sumber maka itu tidak menjadi masalah jika dosennya membolehkan.

b. Pornografi  dalam Internet 
seperti yang kita ketahui internet juga berdampak negatif bagi kita. Salah satunya adalah kita menjadi mudah mengakses apapun. Termasuk pornografi. Yang dikhawatirkan adalah bagi anak-anak yang masih dibawah umur yang dimana seharusnya belum mengerti akan hal-hal yang berbau pornografi, dnegan mudahnya mengakses pornografi dalam internet. Tentu itu akan berdampak bagi psikis anak tersebut. Beberapa dampak dari pornografi:
1.    Kerusakan otak
2.       Merusak keseimbangan hormone
3.       Memiliki perpustakaan porno dalam otaknya
4.       Tergoda untuk melakukan hubungan seksual
5.       Bagi yang sudah nikah, dapat merusak hubungan
6.       Dapat berdampak pada keturunan, vibrasi pornografi

Contohnya adalah seorang anak yang masih menginjak bangku SMP sudah mulai penasaran apa yang dimaksud dengan seks. Maka ia mencarinya di google dan semakin penasaran. Akhirnya ia mencoba menonton pornografi di situs-situs ponografi yang dengan mudahnya diakses. Sekali, dua kali, tiga kali akhirnya anak tersebut ketagihan dan terus-terusan menonton. Dengan begitu perlahan-lahan anak tersebut mulai berubah. Mulai menyukai lawan jenis dengan berlandasan nafsu. Anak tersebut mulai membayangkan yang tidak seharusnya tidak dibayangin pada anak seusianya ketika melihat perempuan. Anak tersebut juga menjadi penasaran untuk merasakan hubungan badan.

c. Online Game 
Segala usia pasti suka bermain. Dulu sebelum internet merajalela, mungkin orang-orang biasa bermain dengan teman secara langsung seperti bermain kasti, sepak bola, basket, congklak, ular tangga, kartu, dan lain sebagainya. Tapi di era modrn sekarang sudah banyak game yang berbasis online. Dapat kita temukan dengan mudah di internet. Tentu akan memudahkan kita dalam bermain. Kita tidak perlu keluar rumah, tidak perlu membeli permainan dan lain-lain. Tapi apakah kalian tau, bahwa game online juga akan berdampak buruk jika tidak ada batas? Beberapa dampak game online adalah:
1.       Kesehatan menurun. Mengapa bias demikian? Dengan bermain game online secara berlebihan, terkadang kita lupa waktu. Terkadang terlalu asik bermain game online kita lupa untuk makan dan istirahat. Seharian menatap layar komputer tiada henti. Bermain sampai larut malam akhirnya jam tidurpun berkurang.
2.       Gangguan mental. Beberapa adegan dalam game online, banyak memberikan dampak negative bagi pemainnya. Seperti adegan kekerasan, adegan pornografi, adegan pembunuhan dan lain-lain. Secara tidak langsung alam bawah sadar kita menerima semua itu dan mempengaruhi dunia nyata. Orang menjadi mudah marah, emosional, memaki, berkata kasar, mencuri, dan lain-lain
3.       Menghambat proses pendawasaan diri. Dengan bermain game online terus menerus, akan berdampak pada kedewasaan. Pecandu akan tetap pada posisi itu dan tidak bertambah dewasa karena kurangnya bergaul dengan teman seumurannya atau bahkan yang lebih tua darinya.
4.       Dapat mempengaruhi prestasi. Tidak hanya mempengaruhi prestasi belajar tetepai juga prestasi yang lain. Waktu untuk belajar, mengamati sekitar, mencari pengetahuan akan terhambat karena bermain game. Mengapa? Karena ketika pecandu sudah bermain game, maka akan sulit di berhentikan
5.       Mengajarkan pemborosan.  Tentu saja pecandu akan boros. Karena pecandu akan mengupgrade komputernya terus menerus dan itu mamakan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi jika membeli permainan yang harganya ratusan ribu bahkan jutaan
6.       Mengajarkan ketidak jujuran. Pecandu yang masih belum mendapatkan penghasilan tentu akan kesulitan untuk membeli permainan yang ia mau. Maka akan berdampak pada kejujurannya. Anak tersebut bias saja berbohong kepada orang tuanya supaya mendapatkan uang untuk membeli permainan yang diinginkan
7.       Kesulitan bersosialisasi dengan orang lain. Walaupun game online bermain dengan orang lain, tapi tentu berbeda dengan ketika kita berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata dan tidak mengenai game. Akan lebih mudah bergaul ketimbang orang yang bermain game terus menerus.

Contohnya adalah seorang anak SMP yang ketagihan bermain game akan terus menerus membeli game yang ia mau. Bukan hanya game saja tetapi item-item yang ada didalam game tersebut. Selain itu ia bisa memainkan game nya hingga dini hari. Dan akhirnya ia kekurangan tidur dan sakit. Banyak juga kasus mengenai kekerasan yang diakibatkan oleh adegan kekerasan dalam game online. Seperti anak SD yang menembak temannya karena menirukan adegan dalam game. Atau seorang anak kecil memukul temannya karena mencotoh adegan di dalam game.


sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme
 http://www.kompasiana.com/ika-bundaalika/pornografi-merusak-otak-2x-lebih-parah-ketimbang-narkoba_54f75f41a3331145338b46b3
https://keluarga.com/1403/dampak-negatif-game-online-ditinjau-dari-beberapa-segi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar