11. Fenomena-Fenomena yang Berkaitan dengan Psikologi dan Internet
a. Plagiat dalam internet
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau
pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap
sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan,
pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari
sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Singkat kata,
plagiat adalah pencurian karangan milik orang lain. Dapat juga diartikan
sebagai pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain yang kemudian
dijadikan seolah-olah miliknya sendiri. Setiap karangan yang asli dianggap
sebagai hak milik si pengarang dan tidak boleh dicetak ulang tanpa izin yang
mempunyai hak atau penerbit karangan tersebut. Sesudah 2 × 24 jam berita surat
kabar tersiar, maka seseorang dapat mengambil alih dengan syarat harus
menyebutkan sumbernya.
Dalam era modern yang serba mudah ini tentu mempermudah
orang lain untuk mendapatkan informasi tentang kita. Termasuk karya kita. Seperti
contoh adalah ketika seorang mahasiswi
diberikan tugas oleh dosennya untuk membuat makalah. Karena mahasiswi
itu ingin cepat selesai dan mudah, ia menyari di internet dan mengumpulkan
kepada dosen tanpa mencantumkan sumber. Itu termasuk plagiat. Kecuali jika ia
menuliskan sumber maka itu tidak menjadi masalah jika dosennya membolehkan.
b. Pornografi dalam
Internet
seperti yang kita ketahui internet juga berdampak negatif
bagi kita. Salah satunya adalah kita menjadi mudah mengakses apapun. Termasuk pornografi.
Yang dikhawatirkan adalah bagi anak-anak yang masih dibawah umur yang dimana
seharusnya belum mengerti akan hal-hal yang berbau pornografi, dnegan mudahnya
mengakses pornografi dalam internet. Tentu itu akan berdampak bagi psikis anak
tersebut. Beberapa dampak dari pornografi:
1. Kerusakan otak
2. Merusak keseimbangan hormone
3. Memiliki perpustakaan porno dalam otaknya
4. Tergoda untuk melakukan hubungan seksual
5. Bagi yang sudah nikah, dapat merusak hubungan
6. Dapat berdampak pada keturunan, vibrasi pornografi
1. Kerusakan otak
2. Merusak keseimbangan hormone
3. Memiliki perpustakaan porno dalam otaknya
4. Tergoda untuk melakukan hubungan seksual
5. Bagi yang sudah nikah, dapat merusak hubungan
6. Dapat berdampak pada keturunan, vibrasi pornografi
Contohnya adalah seorang anak yang masih menginjak bangku
SMP sudah mulai penasaran apa yang dimaksud dengan seks. Maka ia mencarinya di
google dan semakin penasaran. Akhirnya ia mencoba menonton pornografi di
situs-situs ponografi yang dengan mudahnya diakses. Sekali, dua kali, tiga kali
akhirnya anak tersebut ketagihan dan terus-terusan menonton. Dengan begitu
perlahan-lahan anak tersebut mulai berubah. Mulai menyukai lawan jenis dengan
berlandasan nafsu. Anak tersebut mulai membayangkan yang tidak seharusnya tidak
dibayangin pada anak seusianya ketika melihat perempuan. Anak tersebut juga
menjadi penasaran untuk merasakan hubungan badan.
c. Online Game
Segala usia pasti suka bermain. Dulu sebelum internet
merajalela, mungkin orang-orang biasa bermain dengan teman secara langsung
seperti bermain kasti, sepak bola, basket, congklak, ular tangga, kartu, dan
lain sebagainya. Tapi di era modrn sekarang sudah banyak game yang berbasis
online. Dapat kita temukan dengan mudah di internet. Tentu akan memudahkan kita
dalam bermain. Kita tidak perlu keluar rumah, tidak perlu membeli permainan dan
lain-lain. Tapi apakah kalian tau, bahwa game online juga akan berdampak buruk
jika tidak ada batas? Beberapa dampak game online adalah:
1. Kesehatan menurun. Mengapa bias demikian? Dengan bermain game online secara berlebihan, terkadang kita lupa waktu. Terkadang terlalu asik bermain game online kita lupa untuk makan dan istirahat. Seharian menatap layar komputer tiada henti. Bermain sampai larut malam akhirnya jam tidurpun berkurang.
2. Gangguan mental. Beberapa adegan dalam game online, banyak memberikan dampak negative bagi pemainnya. Seperti adegan kekerasan, adegan pornografi, adegan pembunuhan dan lain-lain. Secara tidak langsung alam bawah sadar kita menerima semua itu dan mempengaruhi dunia nyata. Orang menjadi mudah marah, emosional, memaki, berkata kasar, mencuri, dan lain-lain
3. Menghambat proses pendawasaan diri. Dengan bermain game online terus menerus, akan berdampak pada kedewasaan. Pecandu akan tetap pada posisi itu dan tidak bertambah dewasa karena kurangnya bergaul dengan teman seumurannya atau bahkan yang lebih tua darinya.
4. Dapat mempengaruhi prestasi. Tidak hanya mempengaruhi prestasi belajar tetepai juga prestasi yang lain. Waktu untuk belajar, mengamati sekitar, mencari pengetahuan akan terhambat karena bermain game. Mengapa? Karena ketika pecandu sudah bermain game, maka akan sulit di berhentikan
5. Mengajarkan pemborosan. Tentu saja pecandu akan boros. Karena pecandu akan mengupgrade komputernya terus menerus dan itu mamakan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi jika membeli permainan yang harganya ratusan ribu bahkan jutaan
6. Mengajarkan ketidak jujuran. Pecandu yang masih belum mendapatkan penghasilan tentu akan kesulitan untuk membeli permainan yang ia mau. Maka akan berdampak pada kejujurannya. Anak tersebut bias saja berbohong kepada orang tuanya supaya mendapatkan uang untuk membeli permainan yang diinginkan
7. Kesulitan bersosialisasi dengan orang lain. Walaupun game online bermain dengan orang lain, tapi tentu berbeda dengan ketika kita berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata dan tidak mengenai game. Akan lebih mudah bergaul ketimbang orang yang bermain game terus menerus.
1. Kesehatan menurun. Mengapa bias demikian? Dengan bermain game online secara berlebihan, terkadang kita lupa waktu. Terkadang terlalu asik bermain game online kita lupa untuk makan dan istirahat. Seharian menatap layar komputer tiada henti. Bermain sampai larut malam akhirnya jam tidurpun berkurang.
2. Gangguan mental. Beberapa adegan dalam game online, banyak memberikan dampak negative bagi pemainnya. Seperti adegan kekerasan, adegan pornografi, adegan pembunuhan dan lain-lain. Secara tidak langsung alam bawah sadar kita menerima semua itu dan mempengaruhi dunia nyata. Orang menjadi mudah marah, emosional, memaki, berkata kasar, mencuri, dan lain-lain
3. Menghambat proses pendawasaan diri. Dengan bermain game online terus menerus, akan berdampak pada kedewasaan. Pecandu akan tetap pada posisi itu dan tidak bertambah dewasa karena kurangnya bergaul dengan teman seumurannya atau bahkan yang lebih tua darinya.
4. Dapat mempengaruhi prestasi. Tidak hanya mempengaruhi prestasi belajar tetepai juga prestasi yang lain. Waktu untuk belajar, mengamati sekitar, mencari pengetahuan akan terhambat karena bermain game. Mengapa? Karena ketika pecandu sudah bermain game, maka akan sulit di berhentikan
5. Mengajarkan pemborosan. Tentu saja pecandu akan boros. Karena pecandu akan mengupgrade komputernya terus menerus dan itu mamakan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi jika membeli permainan yang harganya ratusan ribu bahkan jutaan
6. Mengajarkan ketidak jujuran. Pecandu yang masih belum mendapatkan penghasilan tentu akan kesulitan untuk membeli permainan yang ia mau. Maka akan berdampak pada kejujurannya. Anak tersebut bias saja berbohong kepada orang tuanya supaya mendapatkan uang untuk membeli permainan yang diinginkan
7. Kesulitan bersosialisasi dengan orang lain. Walaupun game online bermain dengan orang lain, tapi tentu berbeda dengan ketika kita berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata dan tidak mengenai game. Akan lebih mudah bergaul ketimbang orang yang bermain game terus menerus.
Contohnya adalah seorang anak SMP yang ketagihan bermain
game akan terus menerus membeli game yang ia mau. Bukan hanya game saja tetapi
item-item yang ada didalam game tersebut. Selain itu ia bisa memainkan game nya
hingga dini hari. Dan akhirnya ia kekurangan tidur dan sakit. Banyak juga kasus
mengenai kekerasan yang diakibatkan oleh adegan kekerasan dalam game online. Seperti
anak SD yang menembak temannya karena menirukan adegan dalam game. Atau seorang
anak kecil memukul temannya karena mencotoh adegan di dalam game.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme
http://www.kompasiana.com/ika-bundaalika/pornografi-merusak-otak-2x-lebih-parah-ketimbang-narkoba_54f75f41a3331145338b46b3
https://keluarga.com/1403/dampak-negatif-game-online-ditinjau-dari-beberapa-segi